Saturday 2 November 2013

Teori Cahaya menurut Para Ahli



   Pendapat para ahli mengenai cahaya di awali dengan teori penglihatan. Pada zaman Yunani Kuno, Pythagoras dan democritos ber pendapat bahwa kita dapat melihat benda karena benda itu mengeluarkan butir-butir yang masuk ke dalam mata. Kemudian, ilmuan lain seperti Empedock (484-424 SM), Plato (427-347 SM), dan Euclides (300 SM) mengemukakan bahwa kita dapat melihat karena dari mata kita keluar sesuatu, kemudian menumbuk butir-butir yang dikeluarkan benda yang kita lihat. Seorang ilmuan dari Arab, Alhazan (965-1038) berpendapat bahwa kita dapat melihat karena ada cahaya yang dipantulkan oleh benda itu.
   Berasal dari pendapat-pendapat tersebut, akhirnya beberepa para ahli mengembangkan teori tentang cahaya sebagai berikut.

1. Isaac Newton (1642-1727) mengenai teori emisi
    Menyatakan bahwa cahaya terdiri dari bagian masa yang sangat kecil yang dipancarkan oleh sumber    
    cahaya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat besar.

2. Christian Huygens (1629-1695) mengenai teori modulasi/teori gelombang.
    menyatakan bahwa Cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi/merupakan gelombang,  
    perbedaannyahanya terletak pada frekuensi dan panjang gelombangnya. Cahaya merambat dengan
    perentaraan gelombang cahaya.

3. Percobaan- percobaan Thomas Young (1778-1829) dan Agustin Fresnel (1788-1868)
    Menyatakan bahwa cahay dapat melentur dan berinterferensi. Hal ini tidak dapat diterangkan dengan teori     emisi Newton.

4. Percobaan Jean Leon Foucalt (1819-1868)
    Menyatakan bahwa kecepatan rambat cahaya dalam zat cair lebih kecil daripada kecepatan rambat
    cahaya dalam udara. Bertentangan dengan teori emisi Newton.

5. Percobaan James Clerk Maxwell (1831-1879)
    Menyatakan bahwa cepat rambat cahaya sama dengan cepat rambat gelombang elektromagnetik, dengan
    kesimpulan, bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Kesimpulan ini diperkuat oleh percobaan-
    percobaan

    a. Heinririch Rudolf Hertz (1857-1894)
        membuktikan bahwa gelombang elektrpmagnetik itu adalah gelobang transversal, sesuai denga
        kenyataan bahwa dapat menunjukkan gejala polarisasi.

    b. Pieter Zeeman (1852-1943)
        Tentang pengaruh magnet yang kuat terhadap berkas cahaya.
 
    c. Johannes Stark (1874-1957)
        Menghasilkan, bahwa medan listrik yang sangat kuat pun berpengaruh terhadap berkas cahaya.

6. Max Karl  Erust Luding Planck (1858-1947) mengenai teori kuantum cahaya.
    Menyimpulkan bahwa cahaya adalah paket-paket kecil yang disebut kwanta. Paket-paket kecil energi
    cahaya disebut photon.

7. Albert Einstein (1879-1955)
    Dengan gejala foto listrik, yakni pemancaran electron-electron suatu zat tertentu karena disinar
    menerangkan bahwa cahay memiliki sifat sebagai partikel dan gelombang electromagnetik (dualisme). Sifat     gelombang atau materi pada cahay tergantung pada cara mengamatinya.

0 comments:

Post a Comment