Saturday 12 October 2013

Fenomena Keajaiban Alam : Kejadian Halo

 

A. Pesona Halo 

   Awan Sirrostratus merupakan suatu kabut tipis yang tidak mengaburkan garis bentuk matahari atau bulan. Sirrostratus dapat membuat langit kelihatan sperti susuatau memperlihatkan susunan berserat. Bila sinar matahari menimpa sirrosstratus maka awan ini akan menimbulkan maka awan ini akan menimbulkan bayang-bayang ditanah.
  Sebenarnya, awan ini keberadaannya menandakan udara cerah termasuk kelompok awan yang paling tinggi. Dengan ketinggian rata-rata 6-12 km diatas permukaan laut. salah satu jenis awan tergolong yang berserat. Adanya awan sirrosstratus dapat menjaga lingkaran cahaya atau Halo bila melintasi didepan matahari atau bulan.
   Bentuk lingkaran cahaya (Halo) yang tampak berwarna putih yang kadang-kadang tampak mengelilingi matahari atau bulan. Padahal lingkaran cahaya tersebut merupakan gelang besar seperti pelangi yang biru dibagian dalam dan merah dibagian luar. Hal ini merupakn suatu pemandangan yang sangat menakjubkan dari sebuah pesona kejadian alam yang terjadinya juga secara alamiah.
   Dengan membaca tanda-tanda ayat Allah SWT di alam, secara logis atau ilmiah kita dapat menguraikan tentang pembentukan Halo dengan prinsip-prinsip dasar fisika. Sederhananya, Halo terbentuk dengan memanfaatkan prinsip kerja pembiasan dan pemantulan cahaya, serta penguraian warna cahaya.
   Dalam Alqur'an surat An-nur ayat 43 yang dikutip diatas, menyiratkan berbagai pesona kejadian alam. Bermula dari rangkaian berturut-turut, yaitu siklus angin, awan, hujan air dan hujan salju atau butiran-butiran es. Butiran es yang terkena sinar matahari, tampak kelihatan sebuah lingkaran cahaya disekeliling matahari ataupun bulan.

B. Kejadian Halo

   Lingkaran Cahaya yang berwarna putih atau seperti pelangi yang mengelilingi matahari ataupun bulan pada saat udara cerah di ketinggian angkasa disebut Halo. Butiran-butiran es awalnya dengan terbentuknya gelang cahaya (Halo) Pada matahari ataupun bulan dengan pembiasan dan pemantulan dari sinar matahari. Butiran es itu sendiri mengalami kondensasi dari suhu udara yang berlapis-lapis dan berbeda-beda.
   Halo pada awalnya terbentuk dari siklus angin yang membentuk awan sirrosstratus. Awan Sirrosstratus yaitu awan tipis berserat yang berwarna keputih-putihan. Melalui proses pendinginan (kondensasi) udara, terjadilah suhu udara dibagian atas lapisan atmosfer lebih rendah daripada bagian bawahnya pada ketinggian kira-kira 6-12 km diatas permukaan laut, sehingga akan terbentuk titik-titik air atau butiran-butiran es kecil. Kemudian, apabila butiran-butiran es itu terkena cahaya matahari ataupun bulan, maka akan terjadi pemantulan dan pembiasan. Selain itu, juga dapat menguraikan warna-warna cahaya yang membentuk gelang cahaya (Halo).
   Kejadian ini, akan dapat berulang kembali hingga sangat menakjubkan. Apabila pada bagian luar gelang cahaya. Suhu udaranya lebih dingin daripada bagian dalamnya, maka biasanya ditandai dengan terbentuknya awan sirosstratus di lapisan atmosfer awan tertinggi. Dengan demikian, Halo pun akan terbentuk kembali.

0 comments:

Post a Comment